Sering kali lisan ini tak sadar saat ia berkhianat…
Terucap kata yang tak perlu, melukai sampai menyayat…
Tanpa sadar, kata itu dengan lancar terucap tanpa sadar, di anggap biasa sebagai sebuah Khilaf…
Setelahnya baru diri ini sadar
bahwa tak mungkin kembali kata yang telah keluar…
Yang hatinya sakit sudah terlanjur sakit
dasar lidah, tak bertulang tapi mampu menggigit…
Jadi semakin jelas kalau kita masih harus belajar bicara.
Tentang yang keluar dari mulut juga tatakrama…
Agar lisan membiasa berucap yang seharusnya.
Agar tak ada yang terucap sia-sia apalagi sampai buat luka…
Akan lebih bijak dan baik untuk memikirkan terlebih dahulu setiap kata yang ingin diucapkan.
Berharap lisan ini bukan hanya menyampaikan tapi juga menyebar manfaat juga kebaikan.
Berkata yang baik atau diam
Tentunya pilihan baik adalah diam.
Seperti kata pepatah diam adalah emas.
Namun Bicara yang baik adalah mutiara.
Karena yang bijak diamnya bersahaja, bicaranya menginspirasi.
Pun Sang Pejuang, diamnya merencana, bicaranya mewujudkan, dan seorang Muslim, diamnya dzikir, geraknya adalah JIHAD…
By : Abu Almaududi
ngan lupa sehatkan indonesia dengan herbal
produkĀ Herbal ruqyah herab hati bisa di cek di www.tokopedia.com/sarehatstore
www.bukalapak.com/sarehatstore
WA :081320096052
FB: Abu Herba