Pernahkah di suatu waktu karena merasa amat berat menjalani ujian kehidupan, kemudian terbersit keinginan untuk segera mati? Atau bahkan merasa ingin bunuh diri?
Waspadalah, sangat mungkin keinginan tersebut terlintas di benak karena adanya bisikan syetan, ingat bahwa syetan tak pernah lelah menjalankan misinya yakni menjauhkan manusia dari rahmat Allah.
Sebagai seorang muslim yang mengimani adanya hari akhirat, kita dilarang untuk mengharapkan datangnya kematian. Oleh sebab itu yang pernah merasa demikian tak boleh mengulangi lagi harapannya tentang kematian setelah mengetahui hal ini.
“Janganlah sekali-kali salah seorang dari kalian mengangankan kematian karena suatu kemudaratan yang menimpanya. Kalaupun dia terpaksa menginginkan mati, maka hendaknya dia berdoa, ‘Ya Allah! Hidupkanlah aku apabila kehidupan itu lebih baik bagiku dan wafatkanlah aku apabila kematian itu lebih baik bagiku’.”(HR. al-Bukhari dan Muslim)
Ketahuilah bahwa kehidupan setelah kematian bisa jadi lebih pelik dan mengerikan daripada penderitaan di dunia. Khususnya bagi orang kafir dan yang selalu berlaku buruk.
Oleh sebab itu, sangat bodoh jika mengangankan kematian, berharap dapat beristirahat dengan tenang, padahal bisa jadi malah menemukan apa yang Allah janjikan, yakni siksa pedih, baik di alam kubur maupun di neraka, bagi hambaNya yang kufur nikmat apalagi sampai mendahului takdir Allah dengan membunuh diri sendiri.
Keinginan untuk bunuh diri atau mati lebih cepat sangat mungkin berasal dari bisikan syetan di hati kita. Ada baiknya kita segera beristighfar dan tidak perlu mengungkap keinginan tersebut apalagi sampai mengerjakannya.
“Sesungguhnya Allah mengampuni untuk umatku terhadap apa yang terlintas dalam hatinya, selama tidak diucapkan atau dikerjakan.” (HR. Muslim 127)
Sahabat, ingat bahwa syetan amat lemah tipu dayanya terhadap hamba Allah yang beriman. Maka perkuat keimanan kita agar tak mudah diperdaya oleh syetan yang amat banyak bala tentaranya. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang berjuang. (SH)
ummi-online
Garrett does not go hog-wild on his tool. He caresses and adores it like one would an idol.
“My hard-on. Somewhat. But I have them all the time. You know that. You’ve made enough comments about me sportin’ boners in the morning when you see them at breakfast.” His father’s words are what he hears when he erupts. His cum streaming like liquid threads from the pee-hole of his rigid cock.
“This is what a man looks like, son.” His father says as his pants fall to the floor. From his waist out pops his representation of a 40-year-old-man. And father of two teenage boys. His cock. “I am fully grown now, Father.” He says in a heated rebuttal to his father’s words.
“Damn it, son! Damn it! Damn it, you hit the mirror above the sink!” His father shouts as the bullets of cum shoot forth from his son’s cock and hits the adjacent mirror directly in front of the porcelain bathroom thrown.
“Yeah.” He answers his dad. “…and I was ‘going commando’ too.”
priligy united states Sjogren s syndrome and localized nodular cutaneous amyloidosis coincidence or a distinct clinical entity